- DKV Universitas Trisakti
- Kampus A, Gedung O lantai 2
- Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol
- Jakarta Barat, Indonesia
- Phone: (62-21) 566 3232 ext. 8257
- Fax: (62-21) 566 0023
- Email: psdkvfsrd@trisakti.ac.id
Berita
Peduli Pelestarian Satwa Langka Anak Penyu (Tukik)
Kegiatan Peduli Pelestarian Satwa Langka Anak Penyu (Tukik).
Kegiatan melepas Tukik ke habitatnya dilaksanakan bekerja sama dengan Komunitas ‘Bali Alam KeHati' dikoordinir oleh ibu Dina Agoestina (Ketua pelaksana), tukik-tukik berasal dari Pusat Konservasi dan Pendidikan Penyu di Pulau Serangan, kota Denpasar Bali. Berdasarkan informasi yang kami peroleh bahwa penetasan telur penyu 50 persen di antaranya berhasil hingga menjadi tukik yang siap dilepas ke perairan bebas. Penyu yang siap bertelur biasanya ketika usia 12-15 tahun. Dalam satu kali peneluran, penyu dapat menghasilkan 100-300 butir telur yang terjadi mulai bulan April hingga Agustus.
Sebelumnya telor-telor penyu tersebut diambil dari sejumlah pantai, yakni di sekitar Pantai Serangan (Denpasar), Gianyar dan Klungkung.Begitu telur penyu menetas, sebaiknya langsung anaknya dilepaskan ke laut. Lokasi pelepasan tukik dapat dilakukan dibeberapa tempat tertentu di pantai Bali, salah satunya di Pantai Pulau Serangan Denpasar, Bali. Pelestarian alam dan satwa langka, salah satunya adalah pelestarian penyu tersebut sesuai dengan komitmen FSRD Univ Trisakti yang tercantum dalam salah satu tanggung jawab sosial institusi/perusahaan (corporate social responsibility – CSR). Persyaratan untuk melepas tukik-tukik tersebut jika sudah memenuhi persyaratan untuk dilepas dihabitat bebas, maka pihak konservasi akan melakukan pelepasan.
Kini sudah banyak relawan dari sejumlah organisasi/instansi/ sekolah memesan tukik untuk serimonial pelepasan tukik ke laut. Dalam hal ini relawan FSRD Univ. Trisakti melepaskan 40 ekor tukik berusia kurang lebih 2-3 minggu, jumlah tukik yang akan dilepas sangat terbatas karena berbagai alasan, antara lain : tidak banyak jumlah telor penyu yang menetas, keterbatasan jumlah umur tukik yang sudah dapat dilepas ke laut, banyaknya permintaan lembaga/ institusi yang ingin membantu melepas tukik tidak sebanding dengan banyaknya tukik yang akan dilepas. Pelepasan tukik ini berdasarkan konsep adopsi (kegiatan adopsi), berarti setiap orang yang melepaskan 1 (satu) tukik atau lebih secara otomatis menjadi pelindung tukik-tukik tersebut, kita menjadi orang tua asuh dari anak penyu.
Penyu di Pulau Serangan ada tiga jenis yakni penyu hijau, penyu sisik, dan penyu Lekang/ Batu, yang masing-masing penyu memiliki ciri morfologi berbeda setiap spesies. Ciri yang membedakannya adalah warna dan motif cangkangnya. Telur penyu yang ditangkarkan di Pulau Serangan itu berasal dari berbagai daerah seperti Jember, Kediri, Banyuwangi, dan Alas Purwo, Jawa Timur, yang dibeli dari para nelayan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, nampaknya sudah banyak masyarakat Indonesia khususnya yang mulai perduli dengan satwa langka terutama penyu. Pelepasan tukik sebagai penyeimbang biota laut akan dirasakan dampaknya oleh generasi penerus dua puluh tahun mendatang, sebab satwa ini berkembangannya lambat dibandingkan dengan satwa lainnya.
Gambar 1. Sebelum melepas tukik salah satu dosen FSRD Sangayu Ketut Laksemi menghaturkan doa kepada pencipta alam semesta (Tuhan Yang Maha Esa) agar proses pelepasan satwa langka Tukik berjalan lancar dan dapat hidup sesuai habitatnya.
Gambar 2. Dosen & Karyawan sedang melepaskan Tukik ke habitatnya.
Gambar 3. Dosen & Karyawan sedang melepaskan Tukik ke habitatnya.
Gambar 4. Foto bersama FSRD Universitas Trisakti dengan Kelompok Edukasi Lingkungan Bali Alam KeHati melepaskan 40 Tukik ke habitatnya.
Berita selengkapnya silahkan klik link berikut ini;
FSRD USAKTI – Peduli Pelestarian Satwa Langka Anak Penyu (Tukik).